Anak Isap Bau dari Baju Ayah Perokok



Beralasan agar anak dan istri terhindar dari asap rokok, seorang pria memilih untuk merokok di pekarangan rumah. Menurut dr. Isnu Pradjoko, SpP(K), tindakan tersebut tak mengurangi efek negatif yang dihasilkan rokok. “Tetap saja tindakan itu merugikan. Terutama untuk si perokok dan orang-orang di sekitarnya,” terangnya.

Meski rokok sudah dimatikan, partikel racun dari asap rokok tetap menempel di baju dan rambut si perokok. Nah, ketika anak mendekat, ayah langsung menggendongnya. Ada kemungkinan anak terkontaminasi partikel racun dari asap rokok yang menempel di baju dan rambut ayahnya tersebut. “Memang, dampaknya tak sehebat bila anak langsung menghisap asap rokok. Namun, tetap saja berdampak bagi kesehatan paru-parunya,” kata spesialis paru dari RSUD dr Sutomo itu.

Dampak asap rokok yang menempel di baju dan rambut hampir sama dengan polutan lain. Anak yang terpapar partikel racun dari asap rokok merupakan indirect effect atau bisa juga disebut dengan istilah rokok tangan ketiga. Secara tidak langsung, anak terpapar racun asap rokok.

Bahan kimia pada asap rokok tersebut bersifat karsinogen dan berpotensi buruk terhadap kesehatan manusia. Di antaranya, karbon monoksida, benzene, hydrogen sianida, N-nitrosamin, nikotin, fenol, amin aromatic, senyawa aromatic polinuklir, polonium-210, dan “trace metal”. Bahkan, bahan-bahan karsinogen mencapai 20 kali lebih banyak pada asap rokok sampingan (asap rokok yang tidak diisap). Hal itu dibandingkan asap rokok utama (yang keluar dari mulut perokok).

Sayang, orangtua meremehkan efek yang dimunculkan rokok ke anak tersebut. Isnu menyarankan, orangtua berhenti merokok demi kesehatan dirinya sendiri dan anaknya. “Tak bisa ditoleransi. Sepenuhnya berhenti merokok dan jauhi komunitas perokok,” tegas Isnu.



Sumber:  Sumatera Ekspres, 30 Desember 2011

Tidak ada komentar: