Tampilkan postingan dengan label Dunia Kerja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Kerja. Tampilkan semua postingan

Dilarang Lembur!



Ada perusahaan pertukangan di Inggris bernama Farley & Son yang beberapa tahun lalu memenangkan penghargaan terkemuka bagi praktik bisnis mereka. Mereka bekerja di bidang pemeliharaan bangunan. Yang membuat mereka mendapatkan penghargaan ini adalah karena dalam waktu 12 bulan mereka berhasil melipat-tigakan penghasilan mereka, melipat-duakan laba mereka, dan tidak ada karyawan mereka yang meninggalkan perusahaan.

Cara mereka mencapai hal ini adalah dengan strategi yang sangat sederhana: menghapus lembur. Tak seorang pun di perusahaan ini diizinkan bekerja di luar 8-9 jam kerja yang diwajibkan bagi mereka. Tentu saja hal ini tampaknya berlawanan dengan akal sehat bagi kebanyakan perusahaan. Anda akan berpikir, "Tapi kami punya banyak proyek untuk digarap. Mari kita kerja lebih keras." Dan apa yang terjadi? Ya, Anda bisa menyelesaikan proyek-proyek itu, namun kualitasnya tidak bagus, pegawai Anda kesal, dan mereka akan meninggalkan perusahaan, mereka mengucapkan hal-hal buruk karena keletihan mereka, dan keletihan membawa pada negativitas dan kemurungan.

Alih-alih, mereka melarang lembur, yang berarti pegawainya harus bekerja dengan benar-benar efisien.

1. Mereka tidak akan mau meninggalkan perusahaan yang jelas-jelas menunjukkan kepedulian pada pegawai.

Apakah perusahaan Anda peduli dengan Anda? Jika Anda menemukan suatu perusahaan yang peduli, apakah Anda ingin meninggalkan perusahaan seperti itu?
Hukum karma mendasar: jika Anda peduli dengan orang lain, kemungkinan besar orang akan peduli balik kepada Anda.

Jadi yang pertama, mereka tidak kehilangan banyak pegawai. Siapa pun yang bekerja dalam perusahaan tahu bahwa sumber daya dalam skala besar hilang setiap kali kita harus melatih ulang para pegawai, mungkin bahkan lebih dari itu. Kadang kehilangan pegawai berarti kehilangan sumber daya mendasar perusahaan.

Salah satu faktor penting bagi kesuksesan perusahaan adalah mempertahankan karyawan, atau dalam istilah ilmu SDM modern disebut "mempertahankan bakat". Jika Anda melihat banyak jurnal ekonomi, Anda akan melihat bahwa salah satu masalah terbesar dalam bisnis modern adalah: menemukan bakat, melatih bakat itu, dan yang terpenting adalah mempertahankannya.

2. Kebaikan dan keramahan itu menyebar.

Bagaimana Anda bisa bekerja dengan efisien kalau Anda masih resah gara-gara ribut semalam dengan pasangan Anda? Atau kalau Anda merisaukan prestasi anak di sekolah, atau apakah anak terkena pergaulan tidak sehat, dan sebagainya.

Dengan mengijinkan karyawan memiliki waktu untuk keluarga, karyawan bisa bekerja dengan efisien karena tidak ada hal yang mengusik mereka. Mereka juga tidak menghabiskan waktu dan tenaga mereka dalam politik kantor, yang membuat orang selalu mengeluh.

Keluhan-keluhan di kantor merupakan masalah besar, dan sebagian masalah ini muncul akibat kelelahan, tekanan, terlalu banyak bekerja, terlalu banyak tuntutan, yang benar-benar sudah sampai batasnya. Semua orang tahu bahwa kerja tim dan semangat adalah faktor besar kesuksesan.

Perusahaan Farley & Son itu telah memupuknya. Mereka memiliki semangat tinggi, efisiensi, serta keluarga karyawan, rekanan, pemasok, dan pelanggan. Semua pelanggan ingin perawatan gedung atau kantor mereka dikerjakan oleh perusahaan ini. Mereka senang dengan orang-orang ini! Karena para pegawainya mencintai perusahaan ini, karena perusahaan ini peduli pada pegawainya.

Anda bisa lihat, nilai spiritual seperti ini bisa membuat bekerja menjadi pengalaman yang positif, mulai dari tataran CEO yang harus memikirkan untung-rugi perusahaan sampai ke jajaran buruh terbawah sekalipun.



Sumber:
Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2
by: Ajahn Brahm


Jangan Marah, Dong!


Sering marah-marah di kantor? Walau tidak sampai dipecat, ketidakmampuan mengendalikan emosi tersebut berpotensi menghancurkan karier Anda!

Menurut Rhonda Britten, penulis Fearless Living, sebelum amarah lepas kendali, pergilah sejenak keluar kantor, atau lepaskan frustrasi dengan curhat kepada teman atau rekan kerja. Namun jika terlanjur meledak, segera cari tempat untuk menenangkan diri. Setelah itu, minta maaflah kepada semua orang yang sempat kena dampaknya.

"Semakin cepat Anda melakukannya," ujar Michael McIntyre, psikolog industri, "semakin cepat juga kenangan buruk tersebut terhapus."

Menjadi atasan pun tak berarti Anda bebas marah-marah di kantor.
"Sebagai bos, Anda bisa memberi tahu kesalahan karyawan tanpa harus disertai ledakan amarah," ujar Jim O'Connor, presiden Cuss Control Academy di Lake Forest, Illinois.

T. SHAWN TAYLOR, Chicago Tribune.


Sumber: RD September 2006

Cermati Bahasa Tubuh di Dunia Kerja

Bahasa tubuh, baik disengaja maupun tidak, ternyata memberi pengaruh sampai 50% dari keseluruhan proses komunikasi. Dalam lingkup pekerjaan, kemampuan 'membaca' bahasa tubuh menjadi penting karena, seperti dikatakan Robert Phipps, ahli bahasa tubuh dari Inggris, tak semua orang bisa mengemukakan pendapat mereka secara jujur.

MENIRU.
Jika seseorang berada pada jarak yang sama dengan Anda, ia sering mengambil posisi tubuh yang sama dengan Anda. Tapi jika tubuh dan kaki orang tersebut membalik, bahkan ketika ia sedang melihat dan berbicara dengan Anda, itu berarti dia merasa lebih baik berada di posisi yang searah kakinya.

MENYILANGKAN TANGAN.
Kebanyakan orang menyilangkan tangan saat merasa defensif atau bertentangan. Bahkan jika ia telah sependapat dengan Anda, tapi tetap menyilangkan tangan, berarti sebenarnya ia tak setuju, dan ini berlanjut sampai ia melepaskan silangan tangannya. Coba cari tahu apa yang masih mengganggunya.

MENGGERAKKAN BOLA MATA.
Setiap orang berpikir dengan cara berbeda, dan kuncinya ada pada gerakan matanya. Kalau kedua matanya bergerak ke atas dan ke kiri saat Anda berbicara dengannya, itu berarti orang tersebut berpikir secara visual. Jika kedua matanya hanya bergerak ke kiri, ia berpikir secara audio. Gerakan mata ke kanan dan ke bawah menandakan ia berpikir dengan perasaannya.

MENUTUP MULUT.
Ketika seseorang berbohong, tangannya cenderung kurang ekspresif, tapi lebih banyak mengangkat bahu dan menyentuh wajah. Tangan atau jari yang menutupi mulut menandakan kebohongan, karena otak secara tak sadar memberi tahu tangan untuk menekan kata-kata yang tidak benar.

MEMIRINGKAN KEPALA.
Memiringkan kepala ke satu sisi menandakan minat atas apa yang sedang dibahas. Kepala cenderung menunduk? Berarti sedang berpikir hal yang bertentangan, sedang menentukan atau bersikap kritis. Menggunakan tangan untuk menopang kepala menandakan kebosanan.



Sumber: RD Maret 2007.