Cara Bikin Masker Baking Soda

Masalah jerawat tak kunjung pergi dari wajah, tetapi Anda enggan menggunakan kosmetik? Coba atasi dengan menggunakan masker alami dari baking soda ini.

Dikutip melalui situs resmi Dr. Oz, berikut adalah cara membuat masker dari baking soda untuk mengatasi jerawat dan komedo yang mengganggu.

Bahan:
1 sendok makan baking soda (bukan baking powder)
1-2 sendok makan air matang

Cara membuat:
Campur kedua bahan dengan tangan Anda hingga rata dan mengental.
Sebelum mengoleskan masker, bersihkan terlebih dahulu wajah Anda. Setelah itu, oleskan adonan masker baking soda ke wajah secara perlahan hingga merata.
Diamkan masker hingga kering, sekurang-kurangnya 20 hingga 30 menit.
Setelah itu, bersihkan wajah dengan air hangat dan rasakan kehalusan kulit Anda dan kesegarannya. 
Gunakan masker secara rutin sekurangnya 2-3 hari sekali hingga jerawat Anda berkurang dan menghilang.


Sumber: https://id.she.yahoo.com/cara-bikin-masker-baking-soda-030041107.html

Tidak Pernah Ada Orang Dermawan Jatuh Miskin

MERDEKA.COM. Barangkali banyak orang menimbang-nimbang kalau ingin menyumbang. Namun, pemilik Grup Mayapada Dato Seri Tahir malah bersikap sebaliknya. Dia berderma tanpa beban.

Dia sangat percaya tidak ada orang jadi miskin atau pengusaha bangkrut lantaran rajin beramal. "Belum pernah saya dengar orang berbuat sosial lalu bangkrut," kata Tahir saat ditemui Selasa siang lalu di kantornya, lantai 1 Bank Mayapada, Menara Mayapada.

Dengan jas hitam dibiarkan terbuka, Tahir menjawab semua pertanyaan soal kegiatannya sebagai filantropis. Berikut penjelasannya kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com.

Sebagai orang serba berkecukupan, beramal itu sebuah kewajiban atau kebutuhan?

Bagi saya keharusan sebagai bagian dari ibadah saya.

Apa yang membuat Anda termotivasi untuk terus berderma?

Saya lahir di sebuah keluarga boleh dikatakan miskin karena orang tua saya pembuat becak dan menyewakan becak. Jadi kita terima setoran tiap hari dari penarik becak. Satu hari ada penarik becak tidak bayar setoran. Ibu saya mengomel. Penarik becak itu lalu melempar ibu saya pakai batu dan kepalanya bocor.

Waktu saya kecil, saya menyaksikan bagaimana orang nggak mampu itu tertindas. Saya merasa orang tua saya, termasuk keluarganya, diremehkan. Itu menjadi sebuah perasaan sangat mendalam. Satu hari kalau saya mampu, saya akan bela yang lemah. Sampai hari ini prinsip itu saya pegang teguh. Karena itu, saya berbuat sosial tidak ada beban.

Dua tahun lalu saya rapat di Medan. Besok pagi-pagi saya ke Singapura, putra saya balik ke Jakarta. Kita naik Alphard dan di setopan terakhir saya lihat anak perempuan jual koran, tapi tidak menuju mobil saya. Saya suruh sopir klakson supaya menarik perhatian dan dia datang. Pikiran saya sederhana. Saya keluar uang Rp 20 ribu supaya pagi itu dia dapat sarapan lumayan.
Masalahnya, dalam penerbangan saya ke Singapura, anak kecil itu terus mengganggu pikiran saya. Sampai Singapura saya segera telepon pemimpin cabang saya minta cari sopir tadi mengantar saya ke bandara. Lalu minta sopir tadi cari anak perempuan penjual koran itu. Saya pesan tolong kasihkan Rp 200 ribu supaya dia bisa beli satu pakaian layak.

Tiga jam kemudian pemimpin banag bernama Julianan telepon saya. Kita sudah ketemu anak kecil dan ibunya. Ternyata ayahnya baru meninggal sebulan lalu karena sakit. Sehingga dia terpaksa berjualan koran. Kalau begini, mulai sekarang tiap bulan kasih Rp 500 ribu. Anak itu jangan jual koran lagi dan mulai hari ini (dua tahun lalu) sampai lulus SMA saya bayarin.

Artinya, berbuat sosial itu tidak mengenal waktu dan tempat. Senin sampai Minggu, Januari hingga Desember, sampai Tuhan bilang setop. Itu prinsip hidup saya.

Apa pengalaman pertama paling berkesan membikin Anda berkomitmen akan terus berderma sampai akhir hidup saya?

Kita mengalami dua krisis, 1997 konglomerat di negara kita rontok dan 2008, konglomerat di Amerika jatuh. Artinya, Anda usaha 200 tahun bisa bangkrut. Tapi pernah nggak lihat ada orang berbuat baik bangkrut. Nggak pernah. Belum pernah saya dengar orang berbuat sosial lalu bangkrut.

Bill Gates tinggalkan Microsoft dan dia sudah keluarkan US$ 30 miliar, masih jadi orang terkaya. Artinya, pengusaha bisa bangkrut, sukses bisa jatuh, tapi orang berbuat amal tidak pernah bisa bangkrut.

Saya tidak percaya orang beramal Rp 100 ribu nanti bisa dapat Rp 500 ribu. Karmanya adalah bisa saya diberi kesehatan, keluarga kita harmonis, anak saya lebih mudah cari makan, anak-anak jadi orang baik semua.

Saya belum pernah dengar orang banyak beramal bisa bangkrut.

Apakah Anda punya kegiatan amal harian?

Saya takut nanti dianggap pamer. Artinya, beramal itu tidak henti-henti sampai Tuhan bilang setop. Selama Tuhan masih kasih kita napas, kita kerjakan terus semampu kita.

Sebagai filantropis, apa mimpi terbesar sudah Anda capai dan yang belum Anda raih?

Waktu saya bekerja sama dengan Bill Gates, duta besar Indonesia untuk UEA tanya saya hari ini Anda kehilangan uang, apa perasaan Anda? Saya bilang mimpi saya dari kecil ingin berbuat sesuatu dan hari ini tercapai. Itu karena begitu besarnya Tuhan sayang sama saya. Saya dikasih kesempatan untuk berbuat baik, kalau nggak saya akan berbuat jahat.

Kalau saya meninggal, saya ingin melihat anak-anak saya adalah orang baik, bermartabat, dan berkarakter. Kedua, saya mau melihat hidup rakyat Indonesia baik sedikit.

Apakah pernah ada tawaran masuk pemerintahan?

Nggak pernah. Saya bukan ahli birokrasi. Saya ini orang Surabaya pasaran, bukan keturunan keluarga ningrat elegan, saya mungkin nggak cocok di birokrasi. Saya adalah staf khusus di Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Bagaimana ceritanya Anda bisa ikut menyumbang hingga US$ 100 juta?

Setahun lalu ada tamu datang dan dia bilang dia dari Bill Gates Foundation. Dia bilang ingin cari rekan dari Indonesia. Dia bersedia 70 persen untuk Indonesia dan sisanya untuk seluruh dunia. Setelah ngobrol-ngobrol saya setuju.

Dia kaget saya bilang bakal menyumbang US$ 100 juta dalam lima tahun. Sebulan kemudian Bill Gates menyurati saya dan setuju. Lalu April lalu kita tanda tangan kerja sama di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, disaksikan duta besar kita.

Dengan harta US$ 1,7 miliar dan menjadi orang terkaya nomor 12 di Indonesia dan 1.068 di dunia, apakah Anda puas dengan pencapaian ini?

Menurut saya, kekayaan itu tidak hanya tertuju pada deposito atau uang Anda pegang. Saya selalu percaya kekayaan itu ialah juga integritas, intelektualitas, kepribadian mulia, karakter baik, keluarga harmonis, kesehatan. Itu adalah satu kesatuan.

Kekayaan itu seperti sebuah senjata. Senjata di tangan orang baik untuk bela negara. Di tangan orang tidak baik buat merampok. Bukan pula soal jumlah kekayaan tapi bagaimana Anda memanfaatkan kekayaan itu dengan baik. Itulah seninya.

Apa kelebihan Anda miliki sehingga Anda bisa menjadi pengusaha sukses?

Saya orangnya super disiplin. Tiap hari saya bangun jam 5.30. Saya selesai baca 7-8 koran internasional dan domestik, Indonesia, Inggris, dan Mandarin, pukul 6.30. Selama 6.30-7.30 saya mulai merenungkan apa yang saya lakukan kemarin dan apa akan saya kerjakan hari ini. Jam 8 saya sudah keluar dari rumah.

Malam saya tidak keluar. Saya tidak ke klub malam, makan di restoran. Saya pulang dan makan bareng keluarga. Lalu jam 8 saya tonton televisi selama dua jam kemudian tidur. Hidup saya datar, saya super disiplin.

Kedua, waktu saya menang Enterpreneur of the Year 2011 dari Ernst and Young, saya bilang dalam pidato saya adalah pendaki gunung. Tidak ada gunung tidak berani saya daki. Saya mendaki dari satu pun cak ke puncak lainnya hingga Tuhan mengatakan saya harus berhenti.

Artinya tiap hari saya memperbaiki diri dengan membaca, bergaul, kerja sosial, dan beribadah. Saya ingin terus mencapai puncak lebih tinggi. Saya tidak pernah lengah.

Kalau waktu bisa diulang, Apa ingin Anda lakukan?

Saya akan berbuat lebih banyak untuk orang tua saya. Ada masa-masa kita bodoh dan terlewatkan, tapi Allah cipta manusia memang tidak ada yang sempurna. Di dalam ketidaksempurnaan itulah kita beribadah. Supaya kita sadar kesempurnaan itu milik Tuhan.Kalau saya sempurna, saya akan sombong, saya akan tidak tahu diri.

Waktu ke Sinabung, saya mau menangnis. Ternyata hidup saya di Jakarta sudah wah. Ternyata ada sebagian kelompok manusia di belahan pulau lain hidup mereka belum jelas,
tergantung bantuan.

Saya harus jadi orang tahu diri, tidak rakus, bersyukur. Kalau kita hidup dalam kemewahan, kita bisa lupa diri. Kita perlu kejadian mengingatkan kita.

Kalau dihidupkan kembali, saya tetap mau dilahirkan dari anak tukang becak. Saya bangga punya orang tua benar meski dia miskin. Saya tetap akan menikahi istri sekarang karena bagi saya dia adalah paling sempurna. Saya akan tetap menjalani hidup sama.

Ketika krisis 1998, banyak perusahaan bangkrut, namun Grup Mayapada berhasil bertahan dan sukses sampai sekarang. Apa resep khususnya?

Tidak ada resep khusus. Bukan karena kepintaran saya. Bank Mayapada waktu itu konservatif, kita tidak main valuta asing. Kita tidak kena imbas. Karena saya bodoh, saya diselamatkan.


Terapi Pengantar Tidur

TIDUR malam yang berkualitas adalah cara terbaik untuk me-recharge energi yang telah terpakai seharian. Juga amat berguna untuk memelihara kecantikan. Tips berikut akan menjadikan tidur Anda luar biasa enak.


Olahraga Teratur

          Supaya bisa tidur nyenyak, rutinlah berolahraga dalam porsi yang cukup. Jangan lakukan olahraga menjelang waktu tidur, malah akan membuat badan Anda tidak segar.


Tidur Dalam Gelap

          Aktifkan 'jam tubuh' Anda dengan membedakan suasana ruangan pada siang dan malam hari. Ketika matahari terbit, bukalah jendela agar ruangan terang. Sebaliknya, padamkan lampu sewaktu tidur.


No Siesta

          'Siesta' alias tidur siang selama beberapa menit saja, mampu membantu meredakan stres serta memperpanjang usia kita. Hanya saja, bagi yang punya masalah kala tidur malam, akan lebih baik menghindari kebiasan melakukan tidur siang.


Kamar Nyaman

          Tempat tidur yang nyaman, suhu udara yang sejuk, serta bantal empuk dan selimut lembut mengantar Anda mendapatkan waktu istirahat yang berkualitas. So, jangan ragu berinvestasi membeli perlengkapan tidur yang nyaman.


Hindari Aktivitas Yang Melelahkan Otak

          Berkutat dengan pekerjaan kantor yang belum selesai sudah pasti bisa mengganggu kualitas istirahat. Lebih baik, isi waktu Anda dengan membaca bacaan ringan seperti komik humor dan majalah ringan ketika menjelang tidur.


Curhat Dulu

          Baru saja mengalami bad day? Tuangkan semua kedongkolan Anda ke dalam buku harian. Menurut para ahli, terapi buku harian ampuh untuk membantu menurunkan tekanan darah dan meredakan stres.


Latihan Relaksasi

          Yoga salah satu latihan relaksasi yang paling sering dipilih untuk mengatasi tidur. Kombinasi latihan peregangan dan pernapasan dalam Yoga, membuat aliran darah mengalir lancar.


Mandi Air Hangat

          Jika memungkinkan, gunakan waktu beberapa menit untuk merendam tubuh Anda di dalam bathtub menggunakan air hangat. Diselingi musik lembut dan aroma wewangian, semakin menambah efek relaksasinya. (Nayu Novita/Cinthia Paramita)


Sumber: http://www.chicmagz.com/read/826/terapi-pengantar-tidur

Tips Memulai Usaha dari Rumah

:: Tips Memulai Usaha dari Rumah :: Keuangan :: Artikel :: Ayahbunda ::



Anda ingin menambah penghasilan? Memulai usaha dari rumah dapat menjadi solusinya.Bunda pun memiliki banyak waktu untuk berdekatan dengan buah hati. Berikut hal-hal yang perlu Anda perhatikan.

1. Pilih usaha sesuai minat dan kemampuan. Passion first then money will follow. Gali minat dan kemampuan Anda sebagai dasar dan bekal untuk memulai usaha.

2. Tentukan pangsa pasar dan cara pemasaran. Jika pangsa pasar adalah lingkungan sekitar, Anda dapat berjualan dengan cara memberikan contoh produk. Jika jangkuan pemasarannya lebih luas, Anda dapat memanfaatkan jejaring sosial.

3. Gunakan modal sendiri. Saat memulai usaha dari rumah, gunakan modal yang Anda miliki bukan dari berutang. Kumpulkan lebih dulu modal atau Anda dapat menjual aset menganggur di rumah, seperti barang-barang koleksi.

4. Buat pembukuan sederhana. Pembukuan harus dibuat berkala dan disimpan secara rapi di komputer dan arsip. Ibu rumah tangga yang berbisnis dari rumah, kerap gagal mendapatkan keuntungan karena lalai dalam menghitung biaya produksi. 

5. Pisahkan rekening tabungan rumah tangga dan bisnis. Saat memulai usaha, buat rekening tabungan bisnis terpisah. Anda dapat memulainya dengan saldo sebesar Rp. 1 juta. Jangan menggunakan uang hasil jualan ini untuk belanja bulanan

Menentukan Masa Depan Anak





Sudah jadi rahasia umum, kita sering ingin ini dan itu untuk masa depan anak kita. Karena itu, tak jarang orangtua kemudian mewajibkan anaknya untuk les atau kursus apa saja. Mulai dari belajar matematika dan bahasa, tari, balet, piano, vocal, lukis, dan berbagai hal lainnya. Tak salah memang. Sebab, makin dini bakat bisa dideteksi, makin gampang pula mengarahkan seorang anak untuk mencapai masa depan yang gemilang.

Namun, yang menjadi masalah adalah ada kalanya orangtua kebablasan. Maunya mengarahkan, tapi sang anak sebenarnya kurang suka atau kurang menikmati kegiatan yang diberikan. Atau, ada juga anak yang mau, namun sebenarnya terpaksa. Hal inilah yang harus diwaspadai orangtua. Jangan sampai anak seolah-olah menjadi “robot.” Atau, di banyak kasus, ada pula orangtua yang setengah memaksa anak untuk mengikuti jejaknya.

Jika salah mengarahkan, bisa-bisa anak malah tumbuh tak seperti yang diharapkan. Padahal, sejatinya, ada banyak bakat manusia yang didasari oleh berbagai jenis kecerdasan, setidaknya, seperti yang pernah diungkap oleh Howard Gardner tentang konsep Multiple Intelligence.

Berikut, beberapa pertanyaan mendasar seputar bagaimana mengarahkan masa depan.

Benarkah orangtua bisa menentukan apa yang akan jadi “lentera jiwa” anak?
Kadang, memang orangtua bisa mendeteksi bakat anak sejak dini. Tapi, yang paling sering ditemui adalah orangtua mengarahkan anak, tetapi di kemudian hari ketika dewasa, ia justru lebih banyak bergonta-ganti profesi. Karena itu, sebenarnya, jangan pernah membatasi apa yang menjadi keinginan anak. Menurut Tamar E. Chansky, psikolog anak dan pengarang buku “Freeing Your Child from Anxiety”, banyak orangtua yang mencoba mengarahkan masa depan demi alasan agar anak bisa memiliki arahan. Tapi, malah kemudian yang terjadi, ketika dewasa, ia malah kebingungan dengan masa depannya sendiri.

Untuk itu, Chansky menyarankan, lebih baik banyak-banyaklah berbincang dengan anak tentang kekuatan dan ketertarikannya, daripada soal karir yang spesifik untuk masa depannya. Sebab, kadang apa yang ada di pemikiran orangtua – yang merasa sudah pernah mengalami menjadi anak, remaja, dan dewasa-- seringkali kurang sesuai dengan perkembangan pemikiran anak yang zamannya sudah berbeda.



Apakah orangtua “berhak” menentukan masa depan anak?
Sebenarnya sah-sah saja orangtua menyarankan tentang apa yang terbaik bagi anak mereka. Namun, harus diingat, bahwa zaman telah berubah. Dunia terus mengalami pergeseran nilai, yang barangkali saat kita dulu dengan sekarang sangat jauh perbedaannya. Karena itu, Steve Langerud, direktur di pelayanan karier DePauw University di Greencastle mengingatkan, orangtua jangan membatasi keinginan anak untuk memilih masa depannya. Sebab, pasar berubah sangat cepat. “Bahkan, dunia karir saat anak masuk kuliah dengan ketika ia keluar kuliah nantinya bisa sangat berbeda,” ujar Langerud.

Untuk itu, Langerud menyarankan, daripada bertanya pada anak: “Ingin menjadi apa kamu nanti?”, akan lebih baik bertanya: “Apa kemampuan yang kamu miliki?”, “Lingkungan karir seperti apa yang kamu harapkan?”, “Orang-orang seperti apa yang kamu harapkan bisa diajak kerja sama?”

Sudah tepatkah kita mendiskusikan karir dan masa depan dengan anak?
Soal karir dan masa depan sebenarnya hal yang sangat relatif. Bagi beberapa anak yang memiliki “calling” pada sebuah bakat tertentu, barangkali akan lebih mudah mengarahkan masa depannya sejak dini. Tapi, banyak anak yang justru lebih suka “tenggelam” dalam berbagai kegiatan dan malas bicara soal masa depan. Bahkan, tak jarang, saat sudah menjelang memilih jurusan ketika kuliah, remaja beranjak dewasa sering tak tahu arah atau justru “ketakutan” memilih mana yang sesuai dengan bakatnya.

Untuk menjawab soal ketidaktahuan tentang masa depan ini, Robert Hellmann, seorang konsultan karir di Manhattan yang juga mengajar kursus pengembangan karir di New York University, menyebutkan tips yang diistilahkannya: “Tujuh Kisah.” Caranya, anak-anak muda diberikan kesempatan untuk menuliskan 20 contoh sepanjang hidupnya di mana mereka merasa menikmati dan merasa melakukan yang terbaik pada masa itu. Lantas, pilihkan tujuh kisah yang paling berarti baginya dan diskusikanlah dengan sang anak. Mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan seperti:: “Apa yang paling kamu nikmati pada masa ini?”, “Apa yang membuat kamu merasa melakukan yang terbaik?”, “Bagaimana kamu melakukannya?” dan pertanyaan lain seputar tujuh pilihan kisah terbaik tersebut. Lantas, tuliskan hasil diskusi tersebut dan bebaskan anak mencerna pada kisah-kisah itu, mana yang kemudian akan dieksplorasi sesuai dengan keinginannya.


 Apa jadinya jika anak sendiri malah merasa kesulitan menentukan masa depan?
Kadang-kadang, anak sendiri pun merasa kesulitan saat ditanya tentang apa yang diinginkan di masa depannya. Ini wajar. Tapi, jangan sekali-kali mengintervensi tentang apa yang terbaik bagi dirinya. Lebih baik, diskusikanlah hal tersebut dengan percakapan-percakapan ringan bersama anak.

Menurut Joan E.McLean, pengajar di Ohio Wesleyan University in Delaware, Ohio, banyak orang yang bahkan ketika dewasa pun sebenarnya masih mencari-cari apa yang paling tepat bagi kerirnya. Untuk hal tersebut, waktu sendiri yang akan bicara. Sepanjang sebagai orangtua kita bisa membuka dialog dengan anak tentang berbagai kemungkinan, maka anak akan terus mengeksplorasi dunianya.

Untuk satu hal ini, Chansky menambahkan, bahwa anak usia 17 tahun atau yang sudah beranjak dewasa pun kadang belum tahu persis apa yang diinginkan. Karena itu, ia menyarankan, agar orangtua membantu mengidentifikasi tentang apa yang mereka suka dan tidak suka, apa yang jadi kekuatan dan kelemahannya. “Dengan cara ini, setidaknya mereka memiliki informasi yang penting seputar bagaimana mereka akan memilih karir dan masa depannya kelak,” sebut Chansky.


Multiple Intelligence oleh Howard Gardner, berdasar bukunya: ‘Intelligence Reframed: Multiple Intelligence for The 21st Century’ (1999):

1. VISUAL/SPATIAL (Cerdas gambar/Picture Smart)
Anak belajar secara visual dan mengumpulkan ide-ide. Mereka berpikir secara konsep (holistik) untuk memahami sesuatu. Kemampuan untuk melihat ‘sesuatu’ di dalam kepalanya itu mampu membuat dirinya pandai memecahkan masalah atau berkreasi.

2. VERBAL/LINGUISTIC (Cerdas Kata/Word Smart)
Anak belajar lewat kata-kata yang terucap atau tertulis. Kecerdasan ini biasanya dianggap unggul dalam lingkungan belajar di kelas dan tes-tes gaya lama.

3. MATHEMATICAL/LOGICAL (Cerdas Logika-Matematika/Logic Smart)
Anak senang belajar melalui cara argumentasi dan penyelesaian masalah. Kecerdasan ini juga banyak dipakai dalam menentukan kepandaian dalam tes model lama.

4. BODILY/KINESTHETIC (Cerdas Tubuh/Body Smart)
Anak belajar melalui interaksi dengan sebuah lingkungan tertentu. Kecerdasan ini tak sepenuhnya bisa dianggap sebagai cerminan dari anak yang terlihat ‘sangat aktif’. Sang anak biasanya senang berada di lingkungan di mana ia bisa memahami sesuatu lewat pengalaman nyata.

5. MUSICAL/RHYTHMIC (Cerdas Musik/Music Smart)
Anak senang dengan pola-pola, ritmik, dan tentunya music. Termasuk, bukan hanya pola belajar auditori tapi juga mempelajari sesuatu lewat identifikasi menggunakan panca indera.

6. INTRAPERSONAL (Cerdas Diri/Self Smart)
Anak belajar melalui perasaan, nilai-nilai, dan sikap yang ada dalam diri dan ditanamkan oleh sekelilingnya sedari bayi.

7. INTERPERSONAL (Cerdas Bergaul/People Smart)
Anak belajar lewat interaksi dengan orang lain. Kecerdasan ini mengutamakan kolaborasi dan kerja sama dengan orang lain.

8. NATURALIST (Cerdas Alam/Nature Smart)
Anak senang belajar dengan cara pengklasifikasian, pengkategorian, dan urutan. Bukan hanya menyenangi sesuatu yang natural, tapi juga senang menyenangi hal-hal yang rumit.

9. EXISTENTIAL (Cerdas Makna/Existence Smart)
Anak belajar sesuatu dengan melihat ‘gambaran besar’, “Mengapa kita di sini?”, “Untuk apa kita di sini?”, “Bagaimana posisiku dalam keluarga, sekolah dan kawan-kawan?”. Kecerdasan ini selalu mencari koneksi-koneksi antar dunia dengan kebutuhan untuk belajar.




Sumber: Majalah Luar Biasa Desember 2010