Bahasa tubuh, baik disengaja maupun tidak, ternyata memberi pengaruh sampai 50% dari keseluruhan proses komunikasi. Dalam lingkup pekerjaan, kemampuan 'membaca' bahasa tubuh menjadi penting karena, seperti dikatakan Robert Phipps, ahli bahasa tubuh dari Inggris, tak semua orang bisa mengemukakan pendapat mereka secara jujur.
MENIRU.
Jika seseorang berada pada jarak yang sama dengan Anda, ia sering mengambil posisi tubuh yang sama dengan Anda. Tapi jika tubuh dan kaki orang tersebut membalik, bahkan ketika ia sedang melihat dan berbicara dengan Anda, itu berarti dia merasa lebih baik berada di posisi yang searah kakinya.
MENYILANGKAN TANGAN.
Kebanyakan orang menyilangkan tangan saat merasa defensif atau bertentangan. Bahkan jika ia telah sependapat dengan Anda, tapi tetap menyilangkan tangan, berarti sebenarnya ia tak setuju, dan ini berlanjut sampai ia melepaskan silangan tangannya. Coba cari tahu apa yang masih mengganggunya.
MENGGERAKKAN BOLA MATA.
Setiap orang berpikir dengan cara berbeda, dan kuncinya ada pada gerakan matanya. Kalau kedua matanya bergerak ke atas dan ke kiri saat Anda berbicara dengannya, itu berarti orang tersebut berpikir secara visual. Jika kedua matanya hanya bergerak ke kiri, ia berpikir secara audio. Gerakan mata ke kanan dan ke bawah menandakan ia berpikir dengan perasaannya.
MENUTUP MULUT.
Ketika seseorang berbohong, tangannya cenderung kurang ekspresif, tapi lebih banyak mengangkat bahu dan menyentuh wajah. Tangan atau jari yang menutupi mulut menandakan kebohongan, karena otak secara tak sadar memberi tahu tangan untuk menekan kata-kata yang tidak benar.
MEMIRINGKAN KEPALA.
Memiringkan kepala ke satu sisi menandakan minat atas apa yang sedang dibahas. Kepala cenderung menunduk? Berarti sedang berpikir hal yang bertentangan, sedang menentukan atau bersikap kritis. Menggunakan tangan untuk menopang kepala menandakan kebosanan.
Sumber: RD Maret 2007.
Hemat Air
Cara Menghemat Air:
* Tutuplah keran air dengan rapat, pastikan tidak ada air yang menetes percuma.
* Pilih satu gelas untuk tempat minum setiap hari, agar tidak banyak air yang terpakai untuk mencucinya.
* Cucilah barang di bak cuci piring daripada mencucinya di keran yang mengalir.
* Gunakan air hujan untuk menyirami kebun/taman.
Sumber: CHIC 16-30 Januari 2008.
Manfaat Musik
Penelitian terbaru menunjukkan musik dapat membantu kenyamanan leher dan mengatasi sakit punggung. Di studi lain, musik bahkan dapat mengurangi sakit setelah operasi, memperkecil pegal-pegal setelah bekerja dan membantu terapi luka bakar. Musik juga terbukti sukses meningkatkan daya tahan tubuh, menghilangkan insomnia, darah tinggi dan mempertinggi kemungkinan hidup para penderita kanker. Untuk mendapatkan manfaat terbaik dari musik, menurut Sandra Siedlecki, salah satu penulis dari Cleveland Clinic Foundation, sebaiknya gunakan headphone yang dapat memblokir gangguan suara apapun.
Sumber: CHIC 16-30 Juli 2008.
Telur Cangkang Putih dan Cokelat
Mengapa ada telur-telur yang bercangkang putih dan cokelat?
Para ilmuwan telah menemukan bahwa warna cangkang telur terbentuk secara genetik, namun masih belum diketahui apakah pigmen tersebut terdapat dalam darah ayam betina atau kelenjar cangkang telur.
Banyak induk ayam berbulu cokelat yang bertelur cokelat, tapi tidak selalu harus demikian. Yang pasti, ayam-ayam betina yang bertelur cokelat memiliki ciri-ciri fisik yang sama: cuping telinga mereka berwarna merah.
Dan unggas-unggas bercuping telinga putih menghasilkan telur bercangkang putih. Coba, deh, perhatikan sisi samping kepala unggas-unggas itu. Dengan mudah Anda dapat melihat sebuah lubang yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Nah, itulah cuping telinga unggas yang berupa pial berukuran sebesar koin.
Meskipun telur bercangkang cokelat dan putih memiliki kandungan nutrisi yang sama, telur bercangkang cokelat berharga lebih mahal di pasaran. Dulu, para peternak berusaha keras untuk menjadikan semua telur bercangkang putih karena lebih diminati. Kini, orang-orang malah berpendapat bahwa telur bercangkang cokelat lebih sehat.
Sumber: RD Apr 2005
Para ilmuwan telah menemukan bahwa warna cangkang telur terbentuk secara genetik, namun masih belum diketahui apakah pigmen tersebut terdapat dalam darah ayam betina atau kelenjar cangkang telur.
Banyak induk ayam berbulu cokelat yang bertelur cokelat, tapi tidak selalu harus demikian. Yang pasti, ayam-ayam betina yang bertelur cokelat memiliki ciri-ciri fisik yang sama: cuping telinga mereka berwarna merah.
Dan unggas-unggas bercuping telinga putih menghasilkan telur bercangkang putih. Coba, deh, perhatikan sisi samping kepala unggas-unggas itu. Dengan mudah Anda dapat melihat sebuah lubang yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Nah, itulah cuping telinga unggas yang berupa pial berukuran sebesar koin.
Meskipun telur bercangkang cokelat dan putih memiliki kandungan nutrisi yang sama, telur bercangkang cokelat berharga lebih mahal di pasaran. Dulu, para peternak berusaha keras untuk menjadikan semua telur bercangkang putih karena lebih diminati. Kini, orang-orang malah berpendapat bahwa telur bercangkang cokelat lebih sehat.
Sumber: RD Apr 2005
Kisah Alergi Hidup
Seorang pria mendatangi seorang Guru, katanya: "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati."
Sang Guru tersenyum: "Oh, kamu sakit."
"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati."
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, Sang Guru meneruskan: "Kamu sakit. Penyakitmu bernama 'Alergi Hidup'. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa, sih, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita."
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku," kata Sang Guru.
"Tidak Guru. Tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Saya tidak ingin hidup lebih lama lagi," pria itu menolak tawaran Sang Guru.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh? Kamu betul-betul ingin mati?" tanya Guru.
"Ya, memang saya sudah bosan hidup," jawab pria itu lagi.
"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka besok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang."
Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut 'obat' oleh Sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu." Sekali lagi, karena malam itu malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan santai. Setengah jam kemudian, ia kembali ke rumah. Ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata, "Sayang, apa yang terjadi hari ini? Selama ini mungkin aku salah. Maafkan aku sayang."
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini Bos kita kok aneh, ya?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata: "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu." Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan: "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami."
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi, bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum sore sebelumnya?
Ia mendatangi Sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya Sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata: "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Inilah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan."
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu hidup!
Sumber: Milis CC
Langganan:
Postingan (Atom)